Senin, 27 Oktober 2014

MANAGEMENT INDUSTRI


MANAJEMEN ILMIAH

Manajemen ilmiah, atau scientific management, pertama kali dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya yang berjudul Principles of Scientific Management pada tahun 1911. Dalam bukunya itu, Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah adalah “penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.” Beberapa penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun terbitnya buku ini sebagai tahun lahirnya teori manajemen modern.
Ide tentang penggunaan metode ilmiah muncul ketika Taylor merasa kurang puas dengan ketidakefesienan pekerja di perusahaannya. Ketidakefesienan itu muncul karena mereka menggunakan berbagai macam teknik yang berbeda untuk pekerjaan yang sama, nyaris tak ada standar kerja di sana. Selain itu, para pekerja cenderung menganggap gampang pekerjaannya. Taylor berpendapat bahwa hasil dari para pekerja itu hanyalah sepertiga dari yang seharusnya. Taylor kemudian, selama 20 tahun, berusaha keras mengoreksi keadaan tersebut dengan menerapkan metode ilmiah untuk menemukan sebuah “teknik paling baik” dalam menyelesaikan tiap-tiap pekerjaan.
Berdasarkan pengalamannya itu, Taylor membuat sebuah pedoman yang jelas tentang cara meningkatkan efesiensi produksi. Pedoman tersebut adalah:
1.     Kembangkanlah suatu ilmu bagi tiap-tiap unsur pekerjaan seseorang, yang akan menggantikan metode lama yang bersifat untung-untungan.
2.     Secara ilmiah, pilihlah dan kemudian latihlah, ajarilah, atau kembangkanlah pekerja tersebut.
3.     Bekerja samalah secara sungguh-sungguh dengan para pekerja untu menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu yang telah dikembangkan tadi.
4.     Bagilah pekerjaan dan tanggung jawab secara hampir merata antara manajemen dan para pekerja. Manajemen mengambil alih semua pekerjaan yang lebih sesuai baginya daripada bagi para pekerja.
Pedoman ini mengubah drastis pola pikir manajemen ketika itu. Jika sebelumnya pekerja memilih sendiri pekerjaan mereka dan melatih diri semampu mereka, Taylor mengusulkan manajemenlah yang harus memilihkan pekerjaan dan melatihnya. Manajemen juga disarankan untuk mengambil alih pekerjaan yang tidak sesuai dengan pekerja, terutama bagian perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengontrolan. Hal ini berbeda dengan pemikiran sebelumnya di mana pekerjalah yang melakukan tugas tersebut.

Manajemen ilmiah kemudian dikembangkan lebih jauh oleh pasangan suami-istri Frank dan Lillian Gilbreth. Keduanya tertarik dengan ide Taylor setelah mendengarkan ceramahnya pada sebuah pertemuan profesional. Keluarga Gilbreth berhasil menciptakan mikronometer yang dapat mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan setiap gerakan tersebut. Gerakan yang sia-sia yang luput dari pengamatan mata telanjang dapat diidentifikasi dengan alat ini, untuk kemudian dihilangkan. Keluarga Gilbreth juga menyusun skema klasifikasi untuk memberi nama tujuh belas gerakan tangan dasar (seperti mencari, menggenggam, memegang) yang mereka sebut Therbligs (dari nama keluarga mereka, Gilbreth, yang dieja terbalik dengan huruf th tetap). Skema tersebut memungkinkan keluarga Gilbreth menganalisis cara yang lebih tepat dari unsur-unsur setiap gerakan tangan pekerja.

 Frederick Winslow Taylor (1856-1915)

Frederick Winslow Taylor adalah tokoh yang mengembangkan scientific management (manajemen ilmiah). Secara singkat, pokok-pokok ajaran F. W. Taylor adalah sebagai berikut:

a. Time Study (penelaahan waktu)
       Penyelidikannya tentang penggunaan waktu kerja dengan mempergunakan stopwatch, micro motion camera, dan alat ukur lainnya. Berkat penelitian ini dapat dihemat waktu kerja dan penggunaan tenaga yang tidak sedikit.


b. Differential Piece Rate System (sistem rata-rata per potong diferensial)
       Sistem upah demikian dimaksudkan untuk mendorong daya produktivitas yang lebih tinggi, dan F. W. Taylor mempergunakan sistem per potong dalam penghitungannya.


c.
 The Art of Cutting Metals (seni memotong logam)
       Penelitian ini dilakukan oleh F. W. Taylor terhadap semua faktor yang berhubungan dengan pemotongan logam atau baja, seperti jenisnya, garis tengahnya, karatannya, tebal bilahnya, bentuk tajamnya alat, pengaruh tuangan atau tindakan-tindakan lain untuk mendinginkan.

d. Functional Foremanship (sistem mandor fungsional)
        Inti ajarannya ini ditujukan untuk mengawasi pelaksanaan kerja karyawannya. F. W. Taylor berpendapat bahwa efisiensi akan dapat tercapai jika tugas mandor (foremans) dibagi sebagai berikut:

1 ) Planning level (tingkat perencanaan = dilakukan sebelum pekerjaan dimulai) terdiri dari:
     - Order of work and routing
     - Instruction
     - Time and cost

2 ) Performance level (tingkat pelaksanaan)
     - Gang Boss
     - Speed Boss
     - Repair Boss
     - Inspector
     - Disciplinarian

e. Scientific Management (manajemen ilmiah)
        Merupakan hasil perenungan Taylor yang kemudian mengemukakan 4 (empat) tugas baru dan berat bagi manajemen atau manajer ilmiah, yakni:

1. Menggantikan motode rule of thumb dengan berbagai metode yang dikembangkan atas dasar ilmu pengetahuan tentang kerja yang ilmiah dan benar.
2. Mengadakan seleksi, latihan-latihan dan pengembangan para karyawan secara ilmiah, agar memungkinkan para karyawan bekerja sebaik-baiknya sesuai dengan spesialisasinya.
3. Adanya pembagian kerja dan tanggung jawab yang seimbang antara semua karyawan dan manajer.
4. Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja (karyawan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar