Konsep scientific management mulai berkembang setelah terjadinya revolusi industri pada abad ke 17. Ketika itu industri-industri yang semula berbasis di rumah (cottage / home industry) mengalami perkembangan signifikan menjadi pabrik dengan skala yang lebih besar. Penemuan mesin uap oleh James Watt (1785) memicu kebutuhan penggunaan peralatan-peralatan lainnya dan metode dalam produksi. Hal inilah yang memicu kebutuhan sebuah sistem pabrik yang baru.
Frederick Winslow Taylor memulai eksperimen tentang pemotongan baja dan membuat studi waktu di Midvale Steel Company pada tahun 1881. Ia melanjutkan studi dengan menggunakan pendekatan ilmiah pada operasi manufaktur sederhana seperti pig iron dan shoveling. Tujuan utama studi-studi tersebut yakni untuk menentukan berat material yang tepat yang seorang pria rata-rata harus mampu menanganinya tanpa kelelahan yang berlebihan serta untuk menemukan gerakan-gerakan yang tidak diperlukan (pada studi shoveling). Sehingga dapat mencapai efisiensi dan produktivitas yang optimal. Studi ini menyebabkan kesadaran manajemen pabrik tentang pentingnya memilih pekerja yang mampu melakukan metode hasil penelitian tersebut serta melatih mereka. Studi-studi tersebut menghasilkan 4 prinsip yang saat ini dikenal dengan scientific management.
Scientific
management adalah manajemen yang menggunakan ilmu (science) dan scientific method.
Sedangkan Sciectific method adalah suatu
pendekatan yang tepat terhadap suatu objek ilmu yang tujuan utamanya ialah
untuk menambah pengetahuan yang sudah ada. Scientific
management memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Tersusun secara sistematis atau teratur.
- Dapat dipelajari dan diajarkan.
- Menggunakan metode-metode ilmiah.
- Dapat dijadikan suatu teori.
- Objektif dan rasional.
Namun scientific
management mempunyai berbagai keterbatasan dalam implementasi di
lapangan antara lain karena peningkatan produktivitas tidak disertai dengan
peningkatan pendapatan yang layak bagi karyawan, upah yang tinggi dan kondisi
kerja yang baik sebenarnya tidak dipengaruhi oleh peningkatan laba perusahaan,
masih jauhnya hubungan antara manajer dan karyawan, adanya pengabaian faktor
frustasi dan ketegangan yang dialami karyawan ketika tidak dapat memenuhi
kebutuhan sosialnya, dan pengabaian kebutuhan manusia untuk mendapatkan
kepuasan hasil kerja.
Scientific manager ialah
manajer yang menggunakan science danscientific method dalam
usaha memimpin kegiatan-kegiatan bawahannya melalui fungsi-fungsi manajemen. Scientific
management dikemukakan pertama kali oleh Frederick Winslow Taylor
pada tahun 1911. Taylor membuat perencanaan sistem upah yang dapat mempengaruhi
turunnya biaya dan peningkatan produktivitas, mutu, pendapatan dan kinerja
karyawan. Metode tersebut dikenal sebagai differential
rate system. Prinsip-prinsip scientific
management menurut Taylor dibagi kedalam 4 elemen dasar sebagai
berikut:
1.
Pengembangan manajemen ilmiah yang benar
dapat digunakan untuk menentukan metode terbaik untuk menjalankan setiap tugas.
2.
Proses seleksi karyawan dengan cara yang
ilmiah, setiap karyawan akan mendapatkan tanggung jawab sesuai dengan
keahliannya.
3.
Hubungan kerjasama yang erat antara manajemen
dan karyawan.
4.
Pendidikan dan pengembangan karyawan
dengan cara yang ilmiah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar